Bagaimana Sih Suka Duka Menjabat Sebagai Wakasek Kesiswaan? Simak Informasinya Berikut ini!
Selain menjadi guru mata pelajaran Sejarah, Pak Asep Mahya juga menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan di SMA Negeri 7 Kota Tasikmalaya pada dua periode, pada periode pertama dari tahun 2011 sampai 2016, dan periode kedua dari tahun 2021 sampai dengan sekarang. Menjadi Wakasek Kesiswaan tentunya memiliki tujuan, Beliau menegakkan dalam hal kedisiplinan siswa, diantaranya memperketat siswa yang kesiangan, bolos, tidak taat peraturan, dan merazia siswa yang tidak lengkap dalam segi atribut, rambut, serta kerapian dalam berseragam. Pada setiap kegiatan hari Senin di Lapangan SMA Negeri 7 Kota Tasikmalaya, seperti saat upacara bendera, siswa-siswi yang kesiangan dan tidak lengkap dalam atribut, akan dipisahkan lalu diedukasi supayamengerti bahwa ketertiban, kedisiplinan sangatlah penting. Bapak Asep Mahya merupakan Guru Mata Pelajaran Sejarah, beliau awalnya akan menjadi Guru Matematika, namun karena saat SMA-nya Beliau masuk Jurusan IPS, sehingga Beliau merasa jenuh dan mendapat minat memilih Pendidikan Sejarah di Universitas Galuh Ciamis. Alasan memilih Sejarah daripada mata pelajaran lain, Bapak Asep Mahya tertarik terhadap Sejarah karena menerapkan Nasionalisme Anak-Anak Terhadap Tanah Air.
Bukan hanya menjadi guru Sejarah dan Wakasek Kesiswaan, Bapak Asep Mahya juga merupakan Pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS. Saat tahun 2021, Pembina OSIS ada tiga orang,kemudian pada Semester Pertama di tahun 2023, Beliau menambahkan satu Pembina OSIS, dan pada tahun 2024 Beliau kembali menambahkan satu pembina OSIS, sehingga saat ini Pembina OSIS berjumlah Lima orang. Diantaranya, Bapak Asep Mahya, S.Pd, Ibu Dra. Nining Prawati, S.Pd, Ibu Dewi Nurhayati, S.KM, S.Pd, Bapak Agus Karmana Haryono, S.E dan Ibu Roro Rosita, S.Pd. Per-orang memegang dua Sekbid dan tentunya bertanggungjawab dalam hal apapun terutama Rancangan Kerja Seksi Bidangnya masing-masing.
Alasan menambah Pembina OSIS karena jumlah siswa yang semakin banyak dan untuk penanganan supaya lebih maksimal. Razia merupakan rancangan kerja OSIS, dimana dalam merazia dirahasiakan waktu untuk penggeledahan, sebab jika diberitahu maka siswa yang merasa tidak taat peraturan, akan bersiap-siap untuk melarikan diri. Sekolah sangat mengapresiasi siswa laki-laki yang rambutnya panjang, karena sekolah mendatangkan tukang cukur. Tentunya itu sudah diperingati beberapa kali agar segera merapikan rambutnya, namun jika terus-menerus tidak menurut, maka mau tidak mau rambutnya harus dipotong oleh tukang cukur di sekolah. Selama menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan, Bapak Asep Mahya merasakan suka-dukanya, sukanya karena melihat perubahan siswa-siswi yang mulai taat pada kedisiplinan dan peraturan, dan dukanya adalah sebagian anak belum tersentuh untuk belajar dengan bersungguh-sungguh, apalagi mereka menjadi harapan orang tua.
Lalu dalam masa puber, siswa-siswi cenderung penasaran terhadap hal negatif, maka dari itu Beliau dan Para Pembina OSIS akan memaksimalkan untuk mengedukasi siswa-siswi agar betul-betul menjadi pelajar yang baik sesuai dengan harapan sehingga akan sukses di masa yang akan datang. Dalam OSIS Organisasi sangatlah penting, sebab pengalaman dan ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat untuk siswa/siswi yang akan melanjutkan pendidikan maupun yang akan bekerja dan berinteraksi dengan masyarakat. Serta alangkah baiknya masuk ke dalam organisasi yang mengedukasi serta sesuai bakat dan minat, agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan apalagi tidak senang. Bapak Asep Mahya mengutarakan harapan untuk anak-anak OSIS yaitu, mereka berteman dengan baik, kedepannya semakin sukses, karena pengalaman banyak alumni mantan-mantan OSIS yang berhasil.
Narasumber : Pak Asep Mahya, S.Pd
Reporter : Rena Ruari & Wulan Friska Sari
By Rena Ruari
0 Response to "Bagaimana Sih Suka Duka Menjabat Sebagai Wakasek Kesiswaan? Simak Informasinya Berikut ini!"
Post a Comment