Pilihan Terberat
Tanggal 20 Mei 2021 ada seorang putri cantik berasal dari keluarga yang sangat terlihat harmonis tapi kenyataannya tidak seperti yang dilihat orang lain dari luar saja.Keluarga yang terlihat sangat harmonis,ada seorang Ibu Fatimah, Pak Fathan dan Zeya. Zeya adalah anak perempuan satu-satunya dari Ibu Fatimah dan Pak Fathan, Zeya berumur 17 tahun dia masih seorang pelajar SMA.
Pada suatu padi di hari
Senin Zeya waktunya sekolah dan begitupun Ayahnya (Fathan) bekerja, pagi itu keluarga
dia masih terlihat tidak apa apa Zeya dan Ayahnya berangkat bersama, Zeya
seperti biasa salam kepada Ibunya
"Bu, Zeya berangkat sekolah dulu ya", Zeya bersalaman
kepada Ibu nya.
"Iya nak, hati hati belajar yang bener, jangan nakal,"
jawab ibunya sembari mengusap pundaknya. Begitu pun Ayah Zeya juga pamit kepada
Ibunya untuk pergi bekerja tapi entah kenapa perasaan Zeya tidak enak seperti
akan ada masalah.
Mereka pun berangkat
menggunakan kendaraan mobil milik ayah nya, sesampainya di sekolah Zeya
terlihat bengong, khawatir, melamun rasanya perasaan Zeya sedang campur aduk,
sampai jam pelajaran pertama sudah di mulai akan tetapi Zeya masih melamun ia
tidak fokus, Zeya tidak sadar guru nya sedang memperhatikan Zeya
"Zeya? kamu tidak apa apa? kamu sakit? kalau sakit ke UKS saja
ya," Kata ibu guru yang sedang menjelaskan di depan.
"E-eh ibu, tidak apa apa bu," jawab Zeya dengan kaget.
"Terus kenapa kamu dari tadi melamun saja, saya sedang
menerangkan pun kamu tidak fokus," kata Bu guru yang menghampiri Zeya.
"Maaf Bu, perasaan saya dari tadi tidak enak saya kepikiran
takut ada apa apa," Zeya menjawab dengan wajah yang khawatir.
"Zeya, itu kan hanya
perasaan kamu saja ibu yakin tidak akan ada apa apa jangan kamu pikirkan nanti
pelajaran kamu terganggu, kamu berpikir positif saja InsyaAllah ibu yakin tidak
akan ada apa apa," Ibu guru yang mengusap kepala Zeya agar Zeya bisa
tenang.
"Baik ibu," jawab Zeya
Ibu guru kembali menerangkan dan Zeya masih memikirkan apa yang
sebenarnya akan terjadi nanti tapi Zeya ingat kata ibu guru harus berpikir
positif.
Waktu terus berjalan
dan akhirnya jam menunjukkan pukul 15.00 waktunya Zeya pulang sekolah, ia
pulang sekolah tidak bersama ayahnya lagi karena ayahnya Zeya bekerja dan
pulangnya pukul 18.00 dan Zeya pulang
pesan ojek online. 20 menit kemudian akhirnya Zeya sampai di rumahnya
akan tetapi perasaan tidak enak Zeya kembali muncul padahal di sekolah Zeya
sudah tidak memikirkan itu, Zeya sekarang susah untuk berpikir positif lagi,
Zeya bersalaman dan langsung menanyakan keadaan ibunya.
"Assalamualaikum, Ibu Zeya pulang," Zeya bersalaman kepada
Ibunya.
"Waalaikumsalam, eh Sudah pulang, bersih bersih terus makan ya
Zeya," Ibu Fatimah menghampiri Zeya dan menerima Salam an dari Zeya.
"Iya, Ibu tidak apa apa kan?" Zeya yang bertanya sambil
memutar badan Ibunya.
"Eh eh ibu tidak apa apa Zeya, kamu kenapa kok gini?," Ibu
Fatimah melihat tingkah aneh Zeya yang tiba-tiba.
"Perasaan Zeya dari tadi tidak enak Bu takut terjadi apa
apa," Jawab Zeya.
"Sudah tidak akan ada apa-apa tidak perlu di pikirkan, sekarang
kamu bersih bersih terus makan," Jawab Ibu kembali.
"Baik Bu," dan Zeya berjalan pergi ke kamar.
kira kira Zeya kenapa ya?
Tidak terasa langit
sudah gelap dan menunjukkan pukul 20.00, Ibu Fatimah dan Zeya menunggu Ayah nya
pulang bekerja untuk makan malam bersama.
"Zeya kamu belum makan tadi, kamu sekarang makan ya?" Kata
ibu Fatimah yang sedang duduk di depan tv.
"Bu, Zeya mau makannya sama Ayah, Zeya akan menunggu
Ayah," Ucap Zeya yang menghampiri iIbunya.
"Tapi Ayah kamu tidak tahu pulangnya jam berapa nak,"
Jawab Ibu Zeya sembari mengusap rambut Zeya.
Tidak seperti biasanya ayah nya Zeya pulang pukul 18.00 tapi ini
sudah pukul 20.00 masih belum pulang, itu nya menelpon tidak di angkat di
whatsapp tidak di balas, ibu nya menyuruh Zeya untuk makan terlebih dahulu tapi
Zeya masih ingin menunggu ayah nya pulang. Zeya memutuskan untuk menunggu ayah
nya di kamar saja.
Pukul 20.40 ayah nya beum pulang, pukul 21.00 masih belum pulang,dan
akhirnya pukul 23.45 ayahnya pulang tapi sudah terlanjur Zeya sudah tidur dari
tadi.
"Mas tumben pulang larut malam begini? kasian Zeya sampai
ketiduran nungguin kamu dia ingin makan bareng kamu," Tanya Ibu Fatimah
yang membua pintu dan mengulurkan tangannya.
"Tadi lembur ada kerjaan banyak, besok lagi saja makan
barengnya sekarang waktunya tidur, saya cape," Jawab Pak Fathan yang
melewati Ibu Fatimah begitu saja. Bu Fatimah hanya bisa menghela nafas dan Pak
Fathan berjalan menuju kamar dan meninggalkan Ibu Fatimah.
Ke esokan hari tepat
di hari Jum'at Zeya sekolah lagi tetapi kali ini dia tidak berangkat bersama
Ayahnya melainkan Zeya akan menaiki kendaraan umum
"Ibu Zeya izin pergi berangkat sekolah," Zeya yang turun
dari tangga dan sudah siap-siap untuk berangkat.
"Loh ini masih pagi banget ayah kamu juga lagi makan, kamu
belum sarapan, sarapan dulu," Jawab Ibu Fatimah yang sedang mengambilkan
piring niatnya untuk Zeya
"Zeya mah berangkat naik umum bu, Zeya masih kenyang,"
Ucap Zeya bohong kepada Ibu nya. Sebenarnya Zeya lapar dari malam dan Zeya
seperti nya marah kepada ayahnya karena dia bela belain tidak makan demi
nungguin Ayah nya.
"Kamu kenyang makan apa dari semalam kamu tidak makan Zeya, apa
kamu mau Ibu bawakan bekal?" Ibu Fatimah menghampiri Zeya.
"Tidak usah Bu, semalam Zeya kan makan ekspetasi Bu, ya sudah
Zeya berangkat assalamualaikum," Sindir Zeya yang bersalaman kepada Ibu
nya tanpa melihat Ayahnya.
"Hati hati, waalaikumsalam," Ibu Fatimah menerima Salam
itu dan menggelengkan kepala atas ucapan anaknya.
Fatimah melihat suaminya (Pak Fathan) di sedang enak saja makan
dengan tenang
"Tuh mas gara gara kamu Zeya jadi tidak makan," Ucap Ibu
Fatimah.
"Loh kok saya? salah siapa nungguin kalo mau makan makan
saja," Jawab Pak Fathan yang masih menikmati makanan nya.
"Dia bela belain demi pengen makan bareng kamu mas, tapi kamu
malah gini," Ibu Fatimah duduk di kursi makan.
"Gini gimana! sudah lah sudah tidak enak makan," dengan
nada bicara yang keras kepada Ibu Fatimah. Ibu Fatimah hanya bisa menghelas
nafas. Ibu Fatimah kaget dan Pak Fathan minum langsung pergi tanpa sepatah
kata.
Kini jam menunjukkan
pukul 11.00 karena di sekolah Zeya sedang ada acara jadi tidak belajar dan
bebas Zeya memutuskan untuk pulang kerumahnya, Zeya memesan ojek online tapi
Zeya seperti nya akan pergi ke mall untuk membeli perlengkapan pribadi dia.
Setelah sampai di mall Zeya menuju ke Gramedia dia sedang ingin membeli buku
kesukaannya yang sering kali dia inginkan, Zeya berjalan menuju Gramedia. Tiba
tiba Zeya bertemu dengan temannya Namira dia teman SMP Zeya mereka waktu SMP
sering bareng bareng terus.
"Eh bentar itu kan Namira," Zeya melihat sambil
menyipitkan matanya.
"Eh bener loh itu Namira samperin aja kali ya," Zeya
menghampiri Namira.
"Hallo Namira," Ucap Zeya sambil tersenyum bahagia.
"Eh....Zeya?" Namira terlihat kaget mendengar suara
itu, bagi dia tidak asing dengan suara
itu dan Namira melihat nya.
Mereka pun saling berpelukan untuk melepas rindu nya.
"Apa kabar kamu? ih terakhir ketemu waktu perpisahan ya,"
Namira merangkul Zeya.
"Alhamdulilah baik, kamu apa kabar? iya terakhir itu doang gak
pernah ketemu lagi," Zeya yang ingin menangis akhirnya dia bertemu dengan
teman lamanya itu.
"Alhamdulilah baik juga, Zeya kamu sekarang cantik banget
MasyaAllah," Namira yang tidak percaya melihat Zeya yang kali ini Zeya
terlihat cantik sekali.
"Alhamdulilah makasih," tersenyum kepada Namira.
"Kamu juga MasyaAllah sekarang cantik sekali, eh kamu lagi
nyari buku juga ya?," Ucap Zeya yang membuat Namira tersipu malu.
"Alhamdulilah terimakasih bisa aja kamu Ya," Namira yang
menutup mulut dan menepuk Zeya dan itu artinya Namira malu, dari dulu ciri khas
Namira kalo malu itu begitu.
"Lagi nyari kompor nih ya," ucap Namira.
"Ya iya lah Zeya aku kesini nyari buku haha, aku lagi nyari buku
yang waktu aku baca dari wattpad," candaan Namira dan mereka pun tertawa
puas.
"Oala sama dong gimana kalo kita nyarinya bareng," Ucap
Zeya.
Akhirnya mereka mencari buku itu bersama. Setelah menemukan buku
yang mereka cari mereka memutuskan untuk bermain dulu karena kapan lagi ada
waktu begini sekarang mereka sibuk sekolah apa lagi Namira hari weekend di pake
untuk les atau tidak menghabiskan waktu bersama keluarganya. Mereka kaluar dari
Gramedia, karena waktu sudah pukul 12.00 sudah waktunya shalat Dzuhur mereka
pun pergi untuk shalat Dzuhur di mushola mall setelah shalat mereka
menghabiskan waktu di Timezone, setelah itu mereka memutuskan untuk mencari
makan karena waktu juga sudah menunjukan pukul 13.00 (Zeya sudah mengabari
ibunya kalo dia sedang bermain dulu karena di sekolah sedang bebas). Tapi
tiba-tiba Zeya di kagetkan dengan melihat ayahnya berjalan bersama
perempuan lain.
"Eh ya ya itu ayah kamu kan?," Namira menunjukkan kepada
Zeya.
"Mana mana?" Zeya melihat sambil menyipitkan matanya.
"Eh loh loh kok sama perempuan siapa itu," Zeya heran
kenapa Ayahnya bisa bersama perempuan lain.
Zeya melihat ayahnya masuk ke toko baju perempuan, mereka berdua
mengikuti diam diam ayahnya itu, Zeya foto mereka berdua niatnya ingin di
perlihatkan kepada ibunya itu
"Udah lah yu ya kita pulang aja," Namira karena Namira
tidak ingin melihat Zeya nangis di tempat Namira membawa Zeya untuk keluar dari
toko itu.
"Ya kamu jangan pikirin itu ya kamu harus bisa berfikir
positif," Ucap Namira yang menggandeng Zeya
"Tapi aku gak bisa mir aku melihat dengan mataku sendiri, sakit
hati aku," Zeya yang matanya mulai berkaca-kaca.
"Kita kan mau makan, ayo kita cari makan," Namira
mengalihkan topik agar Zeya tidak berfikir macam macam, sebenarnya Namira juga
tidak bisa berfikir positif karena dia juga jadi saksi melihat itu.
"Aku mau pulang aja mir aku udah gak nafsu makan," muka
Zeya yang tadinya ceria sekarang menjadi lesu.
"Aku anterin ya? kebetulan aku juga kesini bawa motor
kok," Namira tidak ingin kenapa kenapa sama Zeya karena dia tau pikiran
dia sedang kacau.
"Gapapa aku takut ngerepotin kamu mir, aku bisa sendiri,"
Zeya yang menolak dan tidak ingin merepotkan temannya itu.
"Gak gak gak sama sekali ngerepotin kok aku malah seneng aku
kangen rumah kamu," Namira yang mencari alasan karena ingin mengantar
Zeya, Namira tidak ingin Zeya kenapa-kenapa di jalan jika sendirian.
"Ya sudah, kalo itu tidak merepotkan kamu." Ucap Zeya.
Di perjalanan Namira
melihat Zeya dari kaca spion, Zeya terlihat melamun dan meneteskan air mata,
dan akhirnya mereka sampai di rumah Zeya. Niatnya Namira ingin bersilaturahmi
kepada Ibuu nya Zeya tapi melihat situasi dan cuaca mendung Namira memutuskan
untuk langsung pulang.
"Makasih ya mir udah anterin aku, ayo ke dalam dulu mir,"
Zeya tersenyum kepada Namira.
"Iya sama sama, oh iya ini cuaca udah mendung ya jadi aku
pulang aja ya salam aja ke ibu kamu kapan kapan aku kesini lagi, eh iya kalo
kamu ada apa apa chat aku aja ya," Namira membalas senyuman kepada Zeya.
"Oh iya,makasih yaa sekali lagi," Zeya melambaikan
tangannya kepada Namira.
Namira pun pulang, Zeya memasuki rumahnya dan di sambut ibu nya yang
seperti bahagia, Ibu Zeya menawarkan Zeya makan lagi lagi Zeya bilang sudah
makan tadi bersama Namira, Zeya pergi ke kamar dan Fatimah merasa aneh kelakuan
anaknya itu. Di kamar Zeya memikirkan "apa lihatkan foto ini ke ibu ya,
tapi aku takut ibu kepikiran aku tidak mau ibu kenapa kenapa," Zeya
menangis dan membayangkan ayah nya tadi, tiba-tiba Zeya dapat pesan dari Namira
. Awan mulai gelap dan waktu sekarang pukul 21.00,Zeya melihat dari rooftop ayah nya baru datang, Zeya jutek nya dengan berkata "ngapain pulang kenapa gak sekalian pulang urusin tuh perempuan itu," Zeya berkata dengan muka kesal. Dia pun turun kebawah untuk melihat ayahnya.
"Eh mas tumben pulang jam segini, lembur?" Ibu Fatimah
yang membuka pintu dan lagi-lagi Ibu Fatimah di lewati Pak Fathan.
"Iya, tadi kerjaan banyak." Jawab Pak Fathan.
"Eh Bu katanya kalo bohong itu kan dosa nah terus kalo ada
rumah tangga tuh si suaminya itu bohong ke istrinya itu termasuk dosa gak
Bu?," Zeya sindirnya.
"Itu termasuk dosa juga nak, emang kenapa?" Jawab Ibu
Fatimah.
"Ini di wattpad ada cerita yang suaminya bohong ke istri bilang
nya sih kerja ya eh aslinya mah main di belakang istrinya gitu loh sampe
anaknya liat langsung ayahnya lagi jalan sama perempuan lain kasian
banget," Zeya yang melihat terus kepada Ayahnya.
"Kalo aku jadi dia aku gak mau sih anggap dia ayah aku soalnya
aku gak tega liat ibu nya nangis apa lagi ini sampe di selingkuh in," Zeya
sindirnya lagi.
"Kamu kalo baca yang gitu tuh coba yang masuk akal jangan
tentang rumah tangga kamu umurnya masih kecil harusnya kamu baca tentang
pendidikan biar nilai kamu tambah bagus," Pak Fathan berbicara dengan nada
tinggi.
"Ini juga pendidikan tapi ada tentang keluarga gitu, ya
sekalian belajar harus pilih pilih cowo mana yang setia mana yang
playboy," kali ini Zeya menyindir
ayahnya sampai ayahnya pergi ke kamar. Zeya tersenyum kepada ayah nya dan dia
bilang di hati "kesindir ya?siapa suruh selingkuh." Zeya pun ke kamar
nya juga .
Tiba di malam Sabtu
Zeya senang besok libur dan dia ingin sekali jalan jalan bersama keluarga nya,
tapi tiba tiba Zeya mendengar ada yang sedang ribut sampai Zeya gak bisa tidur.
Zeya memutuskan untuk mengecek suara tersebut dan suara itu berasal dari kamar
orang tuanya dan ternyata benar mereka yang sedang ribut, Zeya tidak mengetuk
pintu atau bicara pun dia langsung buka pintu dan melihat Orang Tua nya
langsung yang sedang bertengkar Ibu nya yang menangis dan Ayah nya yang sedang
marah. Zeya mendengar percakapan mereka Zeya ikut menangis mendengar nya sampai
Zeya berbicara.
"CUKUP!!!" Zeya berbicara tinggi, sontak Ibu dan Ayah nya
melihat ke arah Zeya yang sedang ikut menangis.
"Sejak kapan kamu di sana! Kamu tidak sopan mendengar
percakapan Orang Tua, kamu pasti didikan ibu mu yang tidak benar ya,"
Wajah Pak Fathan penuh dengan amarah.
"Gak terdengar gimana ayah, kalian berdua berbicara sangat
keras mangkanya Zeya mendengar,"
Zeya berbicara sembari meneteskan air mata. Sedangkan ibu Zeya yang
tidak bisa berbicara apa apa dia hanya menangis dia tidak bisa berbicara.
"Bisa bisanya ayah bikin ibu nangis, Zeya tau semuanya sampai
Zeya pun melihat langsung kejadian itu, Zeya punya bukti ayah, jadi ayah tidak
perlu disini banyak alasan," Ucap Zeya.
"Zeya melihat Ayah bersama perempuan lain di mall apa ayah gak
sadar? disitu ada Zeya, Ayah mengajak perempuan itu berbelanja baju ayah
belikan banyak baju kepada perempuan itu ayah mesra sekali dengan perempuan itu
aku ngikutin ayah dari belakang aku foto ayah, hati aku hancur Ayah," lirihnya sambil terus mengeluarkan air mata.
"Anak mana yang gak hancur melihat ayahnya dengan perempuan
lain apa lagi ini melihat langsung pertengkaran Orang Tua nya, HATI AKU SAKIT
AYAH!," Zeya berbicara dengan suara gemetar dan menangis.
"Niat aku, aku ingin perlihatkan foto ini tapi aku gak tega
sama ibu, tapi Ayah tega ke ibu," Wajah Zeya penuh dengan emosi kepada
Ayahnya.
"Bagus kalau kalian sudah tau, jadi saya bisa sepuasnya bisa
bebas tidak perlu sembunyi sembunyi, dan kamu Fatimah jangan coba coba kamu
minta cerai kepada saya!," Ucap Pak Fathan sembari menunjuk-nunjuk.
"HARUS! Zeya lebih baik ibu cerai sama ayah dari pada ibu
tersiksa batin gini Zeya ikhlas kalian cerai, Zeya gak mau ibu nangis gara gara
perempuan itu," Zeya meluapkan emosi kepada Ayahnya.
Ayahnya pergi dari rumah tanpa ucap kata, Zeya menangis di pelukan
ibu nya sampai tidak sadar mereka ketiduran.
Pagi pun tiba Zeya
keluar kamar dan melihat ibu nya yang sedang melamun di depan rumah, Zeya
bergegas menghampiri ibu nya tapi tiba tiba ayah Zeya datang tidak sendirian
melainkan dia pulang membawa perempuan itu. Zeya membawa Fatimah untuk masuk
kedalam karena Zeya tau pasti akan ada keributan Zeya tidak ingin di dengar
oleh tetangganya.
"Zeya kenalin ini calon mamah baru kamu," Pak Fathan
berjalan ke dalam.
"Calon mamah? Zeya gak punya calon mamah punya nya mamah
langsung gak ada kata calon calon," ucap Zeya dengan sinis.
"Berani beraninya kamu bawa perempuan tidak tahu diri ini mas," Ibu Fatimah mulai meneteskan
air mata nya.
"Jaga omongan kamu Fatimah dia perempuan baik baik," ucap
Pak Fathan.
"Mana ada perempuan baik baik jadi pelakor aku dukung sih kata
Ibu perempuan ini tidak tahu diri, pergi deh kamu perempuan sampah rumah ini
udah di bersihin pake sapu,apa mau saya sapu kamu?" Pak Fathan menampar
Zeya sangat keras.
"Kamu di ajarkan siapa bilang begitu? pasti Ibu kamu yang
mendidik kamu tidak benar" (Pak Fathan). Tidak sadar Ibu Fatimah dan Zeya
meneteskan air mata seperti kata Zeya "anak mana yang gak hancur melihat
Ayah nya bersama perempuan lain." Tiba-tiba Pak Fathan berbicara
"SAYA TALAK KAMU FATIMAH!!" Pak Fathan dan perempuan itu langsung
pergi dari rumah itu.
Lagi-lagi Zeya di buat hancur
rasanya sampai di remuk remuk hatinya, Ibu Fatimah yang langsung tergeletak tak
berdaya di lantai dan di peluk oleh zeya. Mereka benar benar hancur, Zeya hanya
bisa menerima itu karena menurut Zeya itu pilihan terbaik tidak ingin melihat
ibunya tersakiti terus menerus.
Setelah beberapa hari
Fatimah dan Fathan resmi bercerai di pengadilan, Zeya melihat secara langsung
peresmian itu, Zeya saat ini hanya bisa menguatkan Ibunya untuk tetap semangat
demi Zeya.
Pak Fathan membawa perempuan itu dan Pak Fathan menghampiri Zeya,
tetapi Zeya sedikit takut kepada Pak Fathan karena kejadian hari hari kemarin
yang menampar Zeya.
"Zeya," ucap Pak Fathan, tetapi Zeya sedikit ketakutan dan
berada di belakang Ibunya.
"Jangan takut nak," ucap Pak Fathan.
"A-ayah mau apa?" Suara gemetar Zeya.
"Kamu kelihatan ketakutan kepada Ayah, jangan takut ayah gak
akan apa-apakan kamu," Ucap Pak Fathan lagi.
"Bagaimana dia tidak takut, hari-hari sebelumnya kamu bermain
tangan kepadanya mas," Ucap Ibu Fatimah.
"Zeya Ayah minta maaf, Ayah tidak bermaksud, Ayah disini cuma
ingin bertanya kepada kamu," Ucap Pak Fathan.
"Ayah ingin bertanya apa?" Zeya memberanikan diri untuk
berbicara kepada Ayahnya.
"Zeya kamu mau ikut Ayah atau Ibu?," Pak Fathan berbicara
lembut kepada Zeya.
Zeya kaget dengan pertanyaan itu membuat, Zeya bingung dan menurut
Zeya itu Pilihan Terberat.
"Zeya kamu harus bisa memilih kamu tau kan sekarang ibu sama
ayah resmi berpisah dan tidak bisa tinggal bersama lagi," Ucap Pak Fathan.
"Zeya bingung ini menurut Zeya Pilihan Terberat bagi
Zeya, sebenarnya Zeya tidak ingin seperti ini tapi Zeya juga tidak mau seperti
kemarin kemarin, tapi ini sesuai keputusan Zeya, Zeya ingin tinggal bersama
ibu," mata Zeya mulai berkaca kaca.
"Ayah tidak memaksa kalau seperti itu ayah hanya bisa menerima
tapi kamu harus bisa memaafkan Ayah, Fatimah saya titip Zeya jaga dia dan izin
kan saya jika ingin bertemu dengan dia saya mohon," Lirih Pak Fathan.
"Saya pasti menjaganya, saya tidak akan melarang mas bertemu
dengan anak sendiri, tapi saya mohon kepada mas kalo mas jadi menikah dan
mempunyai keluarga baru tolong untuk tidak melupakan Zeya dan mas harus bisa
perlakuan Zeya seperti biasanya (dimanja)," Ucap Ibu Fatimah.
"Pasti, saya akan melakukan itu semua dan saya berjanji untuk
itu semua," Ucap Pak Fathan.
Zeya hanya bisa melamun dan dia tidak percaya itu semua kalo
Sekarang dia tidak akan tinggal serumah dengan Ayahnya. Mata Zeya menampung
banyak air mata tapi Zeya tidak sanggup meluarkannya.
Dan Zeya bisa saja memaafkan ayah nya tapi dengan waktu yang sangat
lama. Zeya pergi meninggalkan ayah nya bersama Ibu nya dan mereka hidup berdua,
rasanya hampa Zeya iri melihat anak anak lain yang tinggal bersama ayah dan ibu
nya tetapi Zeya juga menerima ini untuk menjadi terbaik di hidup nya.
Beberapa minggu kemudian Zeya mendapatkan undangan dari Ayah nya
yang akan menikah dengan perempuan itu, Zeya dan Ibunya juga datang dan
mengucapkan selamat kepada ayah nya, hati Zeya hancur melihat ayahnya mempunyai
keluarga baru, Zeya rasanya seperti tidak punya Ayah, Zeya harus menerima
kenyataan ini.
2 minggu Ibu Fatimah bertemu dengan laki-laki yang menerima dia apa
ada nya, laki-laki itu sudah di kenal kan oleh Ibu Fatimah kepada Zeya. Zeya
campur aduk antara senang melihat Ibu dicintai oleh laki-laki yang menerima apa
adanya disisi lain Zeya ingin melihat Ayahnya bersama Ibunya kembali tapi tidak
ingin melihat Ibu nya di sakiti.
Ibu Fatimah sering kali tidak memperhatikan Zeya, sampai-sampai Zeya
sering kali kesepian tidak ada yang bisa buat dia seceria dulu lagi.
"Dulu memang banyak orang yang iri kepada saya yang mempunyai
keluarga lengkap dan bahagia tetapi sekarang saya yang iri kepada kalian yang
hidup bahagia bersama keluarga nya, Ayah yang sekarang mempunyai istri dan
keluarga barunya dengan bahagia sedangkan Ibu juga sudah ada pria yang menerima
Ibu rasanya senang juga bisa melihat ibu tidak kesepian lagi, tapi saya? saya
hanya seorang anak perempuan satu satunya yang di paksa keadaan untuk menjadi
dewasa, saya bisa menerima itu tapi hati saya tidak bisa. Saya sekarang tidak
punya siapa siapa lagi meskipun saya mempunyai Ayah dan Ibu tapi saya tetap
merasa tidak punya siapa siapa lagi karena mereka sekarang sudah bahagia dengan
pasangannya masing masing saya tidak punya kakak atau pun adik saya harus
mengeluh ini kepada siapa? saya sudah kehilangan senyum saya, kebahagiaan saya,
dan saya sekarang yang hidupnya hanya seorang diri dan tidak punya siapa
siapa." -Zeya
Sekian cerita dari saya ini tidak mencuri cerita dari orang lain atau
pun mencopy cerita orang lain ini dibuat dengan saya sendiri!! Terimakasih
Pilihan Terberat
-Ismi Jupitasari
Instagram:ismiisarii_
Tiktok:itsme
0 Response to "Pilihan Terberat"
Post a Comment