Recalled

 

picture source: pinterest

 

06 Januari 2020

Seorang gadis berpakaian santai namun sopan itu, menghela napas panjang seraya menatap jalanan yang basah karena air hujan. Kepalanya menengadah melihat langit yang berwarna gelap. Hujan semakin deras membuat langkah kakinya reflek mundur dan menabrak tembok sisi cafe. Awalnya dirinya akan pulang, namun cuaca tidak mendukungnya untuk rebahan.

“Haduh. Kenapa harus hujan jam segini sih?! Mana udah malem,” gumamnya kembali memasuki cafe dan memesan minuman.

Namanya Mega, berusia dua puluh dua tahun, kuliah di jurusan bahasa indonesia. Tangannya membuka laptop, lalu memutuskan untuk melanjutkan novelnya. Tiba-tiba, Mega terpikirkan kejadian dua tahun yang lalu.

“Mega!” teriak laki-laki berseragam SMA yang berjalan cepat. Suaranya membuat perhatian seisi kantin jadi ke arahnya. Apalagi, dirinya berseragam berbeda.

“Gata? Kok kamu ke sini?” Kedua alis Mega mengerut. Ia lantas berhenti makan dan berdiri.

“BRAK!” Gata melemparkan ponselnya ke meja tepat di hadapan Mega. Benda berbentuk persegi panjang itu memperlihatkan foto Mega yang berpelukan dengan laki-laki lain. Bahkan ada satu video yang menunjukan bahwa Mega melakukan hal tidak senonoh.

Mega membulatkan kedua matanya, kedua tangannya reflek menutup mulutnya. “Maksudnya apa? Ini bukan aku, Ga. Ka—.

“Ikut aku!” sela Gata menarik pergelangan tangan Mega dengan kasar, kedua matanya sangat tajam, wajahnya juga memerah menahan amarah.

Mega berusaha melepaskan tangannya, namun tidak berhasil, hingga di dekat lapangan, ia menginjak kaki Gata.

“KAMU?!” Lelaki itu semakin marah.

Dari awal langit sudah mendung dan sekarang hujan turun dengan sangat deras. Para murid yang awalnya mengumpul lantaran penasaran dengan pertengkaran Gata dan Mega, kini sedikit demi sedikit pergi ke kelas masing-masing. Kecuali mereka berdua.

Mega menghela napas pelan. “Kamu mau bawa aku ke mana? Aku lagi makan. Dan aku bilang, itu bukan aku. K—

“Jangan ngelak, ya! Itu beneran kamu!” tegas Gata menyela ucapan kekasihnya.

Mega menggeleng cepat. “Enggak! Bukan aku! Jelas-jelas ini editan! Jangan gampang percaya, Ga!” belanya berjalan semakin dekat dengan Gata.

Lelaki tersebut tersenyum sinis. “Mentang-mentang kita beda sekolah kamu jadi seenaknya nyelingkuhin aku! Di sekolah ini, banyak teman-teman aku! Mereka liat pake kedua mata mereka sendiri kalo kamu lakuin itu sama dia! Cowoknya juga udah ngaku sendiri, jadi kamu gak usah nge-drama.”

Gadis berambut panjang itu melotot tidak percaya. “Aku aja gak kenal sama cowok itu! Mana mungkin aku nyelingkuhin kamu?! Kamu harusnya percaya sama aku, bukan sama dia!” tegas Mega meninggikan suaranya seperti Gata.

Tubuh keduanya sudah basah kuyup. Teman Mega dan Gata sudah menarik mereka untuk meneduh, namun mereka sudah terlanjur emosi, sehingga tidak peduli dengan kesehatan atau jadi pusat perhatian.

“Udah cukup, Mega! Jelas-jelas itu kamu! Wajah kamu, tubuh kamu! Cowoknya bilang kalo kalian sering ngelakuin itu di belakang aku! Kamu selingkuh udah lama!” Gata mengeluarkan kekesalan dan kekecewaannya. Sebisa mungkin dirinya tidak melakukan kekerasaan fisik kepada gadis di hadapannya itu.

Mega memejamkan kedua matanya menahan amarahnya karena terus dituduh oleh kekasihnya tersebut. Kemudian ia kembali membukanya, Mega berucap,

“Kalo kamu sayang sama aku, kamu gak pernah mudah percaya sama orang lain. Tapi kayaknya, kamu cuman penasaran pacaran sama aku. Aku salah artiin perasaan kamu. Aku jelasin juga, kamu gak akan percaya.”

Gata cepat membalas, “Oh ternyata gini sikap asli kamu. Kamu raguin perasaan aku yang jelas-jelas tulus sama kamu. Kalo aku gak sayang sama kamu, aku gak akan nyuruh teman-teman aku buat ngawasin kamu. Tapi ini sebaliknya, Mega. Aku sayang banget sama kamu. Kenapa kamu malah ngecewain aku?” Ia menjeda ucapannya.

“Dari sekian banyaknya cewek yang suka sama aku, aku cuman milih kamu. Selama dua tahun ini, aku gak pernah nyakitin perasaan kamu, buat kamu nangis, atau selingkuh. Tapi kenapa balasan kamu malah kayak gini? Kalo kamu mau putus, ya bilang, jangan malah nyelingkuhin aku.”

Mega menatap dalam-dalam tatapan Gata yang menyiratkan kejujuran serta kekecewaan. Di saat hujan deras seperti ini, keduanya terdiam dan saling menatap satu sama lain. Air mata Mega tidak terlihat karena air hujan. Kedua tangannya mengepal kuat.

“Aku gak selingkuh, Gata.” Ucapannya sangat yakin. Tidak terlihat kebohongan di kedua matanya.

Namun, Gata tidak bisa mempercayainya. Sangat sulit untuk mengiyakan kata-kata yang keluar dari mulut Mega barusan. Benaknya hanya terbayang foto-foto dan video Mega bersama laki-laki lain. Sebelah tangan Gata mengusap wajahnya yang basah karena air hujan dan air matanya. 

“Gata, percaya sama aku ... aku gak selingkuh ... aku gak mungkin lakuin itu .... “ lirih Mega menangis tersedu-sedu, ia ingin Gata percaya.

Tangannya bahkan memegang tangan Gata yang sama-sama dingin. Gata melepaskannya dan menghela napas panjang.

“Kita putus, Mega. Dua tahun bukan waktu yang singkat, makasih udah buat aku bahagia.” Gata pergi meninggalkan Mega seorang diri setelah mengatakan kata-kata menyakitkan itu.

“Hiks, hiks.” Mega menangis sedikit bersuara dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya. Sehingga semua orang tidak melihat kedua matanya.

“Sakit banget,” gumam Mega memegang jantungnya yang terasa seperti ditusuk ribuan duri. Seperti ini lah jika melihat hujan deras.

“Gak peduli jadi pusat perhatian, hati gue sakit banget, gak bisa ditahan,” lanjutnya kembali menangis, tapi lebih kencang. Kedua matanya menatap ke arah awan yang terus mengeluarkan hujan.

“Udah, nangisnya dipelukan gue aja.”

Mega sontak menoleh. Suaranya sangat familier di telinganya. Kedua matanya membuat sempurna. “GATA?!” Tanpa menunggu jawaban, Mega langsung memeluk pria berjas hitam. Seperti orang kantoran.

Gata tersenyum tipis seraya mengusap rambut Mega yang berada di dadanya. Sebelah tangannya membalas pelukan mantan kekasihnya tersebut.

“Maaf, maafin aku, Mega.”

Tangisan Mega semakin kencang. Mulutnya enggan bersuara. Kedua tangannya semakin mengencangkan dekapannya kepada Gata. Tidak peduli jika status mereka hanyalah mantan. Perasaan keduanya masih sama, setelah dua tahun lamanya, kembali bertemu. Gata dan Mega memecahkan celengan rindu.

“Tentang aku, kamu, dan hujan. Kamu memberiku kenangan menyakitkan, kemudian kembali dipertemukan, takdir memang tidak bisa dibayangkan.”— Recalled.

 

Tasikmalaya, 15 Januari 2023.

 

 

0 Response to "Recalled"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel